Pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy menilai tambahan anggaran bantuan sosial (bansos) sebesar Rp24,17 triliun tak cukup untuk menjaga daya beli masyarakat. Apalagi, jika wacana harga BBM subsidi naik jadi kenyataan.
“Apakah cukup atau tidak, saya pikir ya angka kemiskinan kita masih tinggi. Ya Rp24 triliun kalau memungkinkan harus ditambah, karena susah untuk mencukupi,” kata Budi dalam acara Journalist Class di Menara Radius Prawiro di Jakarta, Selasa (30/8/2022).
1. Inflasi diperkirakan tembus 8 persen jika harga BBM subsidi naik
Budi sendiri memprediksi, jika harga BBM subsidi, khususnya Pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter, inflasi bisa melesat hingga 8 persen. Hal itu tentunya sangat menekan daya beli masyarakat.
“Besarnya inflasi sangat ditentukan oleh kenaikan Pertalite berapa persen? Kalau sampai Rp10 ribu ya saya kira 8 persen,” ucap Budi. Karena ada efek langsung, artinya yang pakai BBM besar, transportasi dan sebagainya, dan untuk produksi, itu akan terkena langsung,” ujar dia.
Di sisi lain, ada dampak tidak langsung, seperti kenaikan harga barang dan jasa yang dipicu oleh lonjakan biaya produksi naik.
“Ada (dampak) yang tidak langsung. Ya lewat dari mereka produksi barang yang cost-nya lebih mahal kan harga produknya dinaikkan. Sehingga kita siap-siap barang dan jasa yang kita gunakan harganya akan naik. Karena dia menggunakan komponen bahan bakunya ya bahan bakar,” tutur Budi.
Baca juga: Aturan 72 Dalam Investasi
2. Tambahan anggaran bansos dinilai sebagai sinyal pemerintah bakal naikkan harga Pertalite
Budi sendiri menilai tambahan anggaran bansos yang akan diberikan pemerintah sebagai sinyal yang memperkuat wacana kenaikan harga Pertalite dan Solar.
“Tadi juga ditanyakan bansos sudah mulai digulirkan ini sebenarnya signalling bahwa dalam waktu dekat akan dinaikkan,” ucap Budi.
Dia sendiri memprediksi harga BBM subsidi akan naik pada awal kuartal IV-2022 mendatang.
“Kalau tebakan saya, kalau tidak di September, triwulan III-2022, mungkin oktober ya karena triwulan IV-2022. Ya untuk pastinya kita harus realisasi APBN, seberapa subsidi sudah digunakan, dan berapa yang masih tersisa,” kata Budi.
3. Pemerintah tambah anggaran buat BLT hingga subsidi gaji
Adapun anggaran bansos akan ditambah sebesar Rp24,17 triliun. Rinciannya, sebesar Rp12,4 triliun untuk 20,65 keluarga penerima manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Kemudian, anggaran bantuan subsidi upah (BSU) juga ditambah Rp9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimal Rp3,5 juta per bulan.
Pemerintah juga akan mengalokasikan 2 persen dari dana transfer ke pemerintah daerah, yakni dana alokasi umum dan dana bagi hasil untuk subsidi angkutan umum, dengan nominal anggaran Rp2,17 triliun.
Baca juga: Matematika Keuangan, edisi 4 revisi
Artikel ini telah tayang di idntimes.com dengan judul “Bansos Rp 24 T Dinilai Tak Cukup Jaga Daya Beli Kalau Harga BBM Naik”, Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/business/economy/vadhia-lidyana-1/bansos-rp24-t-dinilai-tak-cukup-jaga-daya-beli-kalau-harga-bbm-naik?page=all.
Penulis : Vadhia Lidyana
Editor : Hana Adi Perdana