PROSPEK SAHAM BANK : Valuasi Menarik, Saham Bank Lapis Dua Layak Lirik
JAKARTA. Industri perbankan cukup percaya diri menyongsong tahun 2022. Kinerja keuangan kuartal III 2021 yang membaik seiring pelonggaran mobilitas masyarakat dan penurunan kasus Covid19. Itu sebabnya, bank menyiapkan amunisi dengan mempertebal modal sebagai bekal ekspansi tahun mendatang. Salah satunya lewat rights issue. Sejumlah bank menengah besar mengantre untuk menerbitkan saham baru demi menjaring dana segar.
Bukopin membidik Rp 7,04 triliun lewat aksi korporasi. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk juga berencana rights issue dengan target dana Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun pada kuartal 2022. Bank BNI dan BTN berniat menggelar rights issue tahun depan. Keduanya dengan catatan mendapat penyertaan modal negara yang disusulkan Menteri BUMN Eric Thohir. Meski belakangan Menteri Keuangan Sri Mulyani memangkas dana PMN.
Menurut analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, BBTN sebagai saham lapis kedua masih menarik untuk dikoleksi. Pertumbuhan kinerjanya di tengah tekanan pandemi masih cukup baik. Kedepan prospek bisnis dari kredit pemilikan rumah juga masih positif. Dan juga mampu menurunkan rasio kredit bermasalah atau NPL serta early payment default. Sehingga memberikan perbaikan kualitas portofolio kredit yang dimiliki. BBTN mampu menekan NPL dari 4,5% di September 2020 menjadi Rp 3,94% di September 2021.

Serta akan menjaga NPL di level 3,7% hingga 3,9% di pengujung tahun. “Rasio kecukupannya masih kuat, meski tidak mendapatkan restu dari Kementerian Keuangan mendapatkan tambahan modal Rp 1,98 triliun tahun depan,” ujar Okie. BTPN Syariah dan Bank Syariah Indonesia juga masuk radar Okie untuk saham second liner. BRIS mampu mencctak laba bersih tumbuh 37,01% yoy mcnjadi Rp 2,26 triliun per September 2021. Adapun rasio pembiayaan bermasalah terjaga pada level 3%. Scmentara BTPS hingga kuartal III 2021 juga berhasil mcningkatkan laba bersih setelah pajak dua kali lipat dari Rp 506,54 miliar. Yakni menjadi Rp 1,1 triliun secara tahunan.
Apa Pendapat Prof. Budi Frensidy?
Adapun Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy menyatakan, masih ada bebberapa saham bank lapis dua yang menarik dikoleksi. Kuncinya ada pada valuasi bank. Bila memiliki price earning ratio (PER) dari price to book value (PBV) rendah, emiten itu masih layak untuk dicermati. Budi menilai bank bermodal kecil masih punya pckerjaan rumah menambah modal inti untuk memenuhi aturan regulator.
Sehingga ketidakpastian itu membuat sahamnya kurang atraktif. Meski tak merekomendasikan emiten tertentu, tapi menurut Budi beberapa bank menengah dan besar masih ada yang undervalued, Okie mcrekomendasikan BBTN dengan targetkan harga Rp 2.120 per saham, BTPS 4.300 per saham dan BRIS sebesar Rp 2.730 per saham dalam 12 bulan ke depan. Pada penutupan perdagangan Rabu (10/11), BBTN ditutup menguat 0,28% menjadi Rp 1.775 per saham, BTPS turun 1,96% menjadi Rp 4.000 per saham dan BRIS tetap di Rp 2.080 per saham.


